Merelakan tidak pernah sepaket dengan mengikhlaskan. Kuatlah.

Kamis, 19 Januari 2017

Bukan Naik Histeria.






3 HAL YANG MEMBUATMU HISTERIS

Kebanyakan orang bilang, gue adalah salah satu tipe cewek yang ekspresif. Meski keinginan diri terlihat anggun, kalem dan lembut macam Cinderella atau Tina Malhotra di Kuch Kuch Hota Hai apa daya bila gue nggak sanggup untuk menjalaninya?
Ya lagi lagi namanya juga hidup.

Sebenarnya ada banyak hal yang bikin gue histeris, kaya macam dapet uang setriliun-liun dolar Amerika, atau ketiban Al Ghazali. Tapi berhubung karena hanya tiga hal yang boleh ditulis, maka gue bakal nulis yang masuk akal. Nggak seperti di nikahi Oppa Jong Kii, di kasih rumah mewah atau ketemu sama putri duyung. Sebab gue hidup didunia nyata, bukan di dunia drama.

Jadi, inilah tiga hal yang membuat gue a.k.a perempuan cantik nan bahagia ini histeris.



SATU.
GADGET RUSAK.

Yaps. Gue baru aja mengalami kerusakan yang parah didalam sejarah hidup gue ini. Bukan-bukan. Gue nggak sakit parah atau mengalami konslet otak. Laptop gue rusak ditambah lagi ponsel butut kesayangan gue pun ikut-ikutan rusak. Entah mereka memang sudah berkonspirasi untuk membuat gue garuk-garuk tanah dan nangis dibawah kucuran air gayung atau karena mereka lelah menghadapi gue yang super baik hati ini.

Gadget di era milenium atau kilonium ini adalah satu-satunya barang yang nggak bisa terlepas dari diri orang-orang yang memilikinya. Gue yakin, kebanyakan orang disaat bangun tidur pasti bakalan nyari ponsel dan bahkan melupakan untuk sejenak berdoa dan berterima kasih pada Tuhan karena masih bisa bangun.

Dulu, waktu kancut masih dipakein sama ibu. Pertama kali yang gue lakuin pas bangun adalah nyari ibu, sang induk semang. Sebab gue masih bergantung pada ibu. Agak gedean dikit, sesuatu yang sering gue cari pas bangun tidur adalah air putih, sebab gue adalah orang yang selalu merasa haus setiap bangun tidur. Gedean lagi, gue selalu nyari remote TV karena biasanya gue bangun selalu disaat film kartun Hey Arnolds tayang. Lo tau kan kartun yang jaman kuda masih makan rumput itu?
Bergerak ke usia selanjutnya barang yang selalu ada disamping gue adalah ponsel. Bukan Al-Quran, bukan buku diary ataupun pacar orang. Kalo bagian terakhir yang ada gue bisa dilabrak masal. Jadi sesuatu yang bikin gue histeris dan teriak “Innalillahi” berkali-kali sambil jambak-jambak rambut adalah ketika gadget gue rusak.



DUA.
ORANG TUA MENINGGAL.

Gue harusnya naro ini di bagian nomor satu. Tapi karena terlalu nakutin, gue naro ini di bagian tengah. Bagian yang biasanya ditempati oleh orang-orang ketiga. Eh nggak, maksud gue bagian dimana setiap orang pasti bakalan ngerasain dan ngebuat hal ini jadi bagian yang paling meng-histeriskan. Beda cerita kalo orang tersebut ditinggal ketika masih bayi atau ketika orang tersebut meninggal duluan. Lah wong gimana nangisnya kalo udah on the way duluan?

Ibu sama bapak, atau yang kerenan mod and dad yang bukan dibaca sebagai mo ngedet adalah orang yang paling gue cintai diatas gue mencintai diri gue sendiri. Mereka adalah manusia yang nggak akan habisnya mencintai gue seburuk apapun gue. Mereka yang nggak bakal bikin gue nangis karena patah hati, sebab mereka nggak akan pernah mencampakkan gue.

Nggak kebayang betapa jelek dan buruknya gue kelak ketika mereka dipanggil duluan sama Tuhan. Mata gede, ingus meler, bibir jebleh dan jilbab awut-awutan. Pastinya gue bakal ngelupain untuk make bedak, gincu apalagi parfum. Yang ada mungkin gue bakal bau kemenyan dan meperin ingus gue kesembarang tempat, entah itu baju yang disebelah gue atau kolong meja. Jadi tolong jangan pernah ngejauh karena udah memberi ultimatum, bahwa barang siapa yang deket-deket gue ketika gue sedang berduka atau bersedih bakalan terkena lendir hijau yang mematikan, bahasa Indonesia yang baiknya adalah ingus yang lagi kentel-kentelnya.



TIGA.
DAPET TIKET GRATIS KE LUAR NEGERI.

Jujur di usia gue yang nyaris kepala dua ini, gue nggak pernah sekalipun menginjakan kaki gue ke luar negeri. Jujur nggak jujur, gue bukan dari golongan kaum manusiawi yang bisa pergi dan menghabiskan duit belasan juta hanya untuk menukarnya dengan satu tiket pesawat ke negara Eropa. Tapi daftar impian gue ketika kelak gue bisa menghasilkan duit sendiri adalah, gue bakalan nabung dengan sebanyak-banyaknya untuk bisa menginjakkan kaki ke negeri seberang. Entah itu negara Eropa ataupun Asia.

London, Paris, Korea ataupun Jerman. Yang jelas gue benar-benar ingin mencoba nikmatnya main salju dan memakai sepatu bots serta syal yang melingkar di leher. Beberapa orang mungkin mengatakan gue alay, tapi gue nggak perduli soal itu. Maksudnya bagian dimananya yang alay?
Beberapa orang beruntung mendapatkan keluarga yang istilahnya meski lo berak, aduh bahasanya nggak enak, meski lo buang air besarpun aja, hal itu ngebuat lo ngehasilin duit. Temen gue menyebutnya dengan kaum “berak duit” tuh kan berak-berak juga, ya pokoknya kaum tersebut lebih bagus daripada kaum hewani lah.

Jadi nggak kebayang deh seberapa histerisnya ketika gue bisa jalan-jalan ke luar negeri tanpa harus bayar. Yang jelas mata gue bakalan melotot dan ngebuat mata besar gue semakin terlihat besar dan hampir nyaris loncat keluar. Mulut gue pasti sedikit memproduksi air liur yang berlebih hingga bakal berujung dengan ngeces. Yang jelas hal tersebut pastinya bakalan bikin gue histeris berat. Lebih berat dari saat-saat lo harus ngerelain doi jadian sama orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar