Merelakan tidak pernah sepaket dengan mengikhlaskan. Kuatlah.

Kamis, 25 Agustus 2016

Kencan



Catatan ini mungkin saya buat untuk suami saya di masa depan. Entah setahun, dua tahun, sepuluh tahun – ah kelamaan, barangkali empat atau lima tahun lagi saya bisa bertemu dengannya, dipersatukan lalu akan memakai cincin yang sama, saya ingin mengatakan bahwa ada beberapa hal yang ingin saya lakukan untuk berkencan dengannya.
Anggap saja seperti khayalan drama korea yang ada di otak bebal ini. Jadi, daftar hal-hal konyol inilah yang ingin saya lakukan dengannya…



Saya tentu bukan penggila Lombok atau Bali. Barangkali kita nggak akan punya cukup waktu untuk bisa mengambil cuti honey moon. Dua hari, tiga hari, seminggu atau bisa jadi setelah resepsi berlangsung kita sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Maka dari itu, saya bukan perempuan yang akan bermanja-manja memintamu untuk menerbangkan saya ke negara Eropa. Maka simpan saja uangmu untuk investasi kita dimasa tua. 

Buku. Mungkin beberapa toko buku kecil di Bandung, di Jakarta daerah Kemang atau Tanggerang meski dibeberapa tempat hal itu tidak bisa dibilang “toko” saya akan tetap menggeretmu kesana. Mengenalkan padamu betapa cinta saya dengannya, ah saya bukan orang yang akan memaksamu ikut membaca jika kamu memang tidak memiliki ketertarikan dengan “membaca”, jadi kamu hanya cukup membuntuti saya, menyiapkan kakimu untuk menunggu saya sambil berdiri dan bertopang tangan dirak yang berderet. Tenang saja, saya cukup tahu diri untuk mengajakmu sesekali. Kamu yang barangkali penggila musik bisa menyiapkan amunisi berupa mp3 atau ponsel genggam yang baterainya tercharger penuh. Atau bisa juga kamu menonton film yang kamu suka disana, terserahlah. Saya senang, kamu pun juga nggak berang kan?




Ah, saya juga akan menggeretmu ketempat makan. Bukan tempat makan yang mahal kok, saya suka menggambar. Kamu tentu bisa menggambar bukan? Semua orang pasti bisa menggambar, meski yayaya hanya berupa benang kusut. Jadi saya akan membawa dua kanvas yang ukurannya nggak begitu besar, cat minyak atau barangkali cat akrilik, beberapa kuas dan tinta bak. Kamu bisa melukis abstrak, dan kita akan sama-sama menentukan tema yang harus kita buat. Ditempat makan yang cukup untuk menyediakan dua kursi kayu dan meja kita bisa melukis sambil sesekali menyuap makanan yang kita pesan.


Salju. Saya penggila anime dan drama korea, bohong bila berkata kalau wajah-wajah hasil oplasan mereka nggak membuat wajah saya berseri-seri kegirangan saambil berteriak “oppa sarangeyooo.” Seperti penggila-penggila fanatiknya. Tapi bukan itu yang membuat saya jatuh cinta sebenarnya, salju lah yang membuat semuanya kelihatan lebih menarik. Ada banyak snow world di Bekasi, kita bisa bermain kesana sesekali. Kalau-kalau kita memang nyatanya nggak punya uang lebih ya untuk kesana? Ah ya, kita juga bisa menonton anime atau film-film action, superhero, atau fantastic kan?



Bolehlah, saya dan kamu mengadakan kocokan setiap malam minggu, siapa yang akan terpilih film kesukaannya. Bisa jadi kamu yang mungkin penggila film India, atau saya yang pecinta Marvels? Bisa jadi kamu yang suka film-film membosankan seperti The Theory Everything atau saya yang menyukai Fast and Furious. Yang mana sajalah, yang penting saya bisa menghabiskan malam sambil “sedikit” bermanja di sofa panjang dan membuat makanan instan seperti popcorn atau kentang goreng yang habis dilahap, oh jangan lupakan juga snack-snack yang akan memenuhi kulkas kita nanti didalam rumah yang entah dibangun diatas sepetak tanah, rumah cicilan yang membutuhkan dp 20% diawal, kontrakan sempit yang berjejer panjang atau apartement bertingkat dilantai 12. 

Semua tentu semakin baik kalau-kalau kamu mau menemani saya bermain sesekali dipasar malam, saya pecinta permen kapas loh. Kamu hanya cukup menginfakan uang 10.000 mu untuk membelinya, atau kalau tidak mau saya bisa membelinya sendiri dan kamu hanya cukup menemani. Sudah saya bilang kan? tenang saja, saya nggak semanja kelihatannya. Jadi, kamu bisa membuang nafas dengan lega. Ah ya, saya juga bukan orang yang protective, kamu masih bisa menghabiskan waktu bersama teman-teman kerjamu. Sparing futsal, jalan-jalan seline atau apapun itu. Kamu juga boleh datang keacara reuni, kalau saya sudah cinta rasanya susah bila nggak percaya. Maka tolong ingat ini baik-baik ya, jangan menyalahkan kewenangan saya satu kali pun!

Museum. Awalnya mungkin saya akan mengatakan bahwa betapa membosankannya tempat tersebut, tapi ketika mulai masuk kedalam rasanya kok kaki pegal karena terlalu banyak berkeliling jadi terasa seimbang ya? Kita bisa sesekali ke museum Affandi atau Ullen Sentalu yang ada di Jogjakarta (kita bisa melipir ke Malioboro, dan kalau nggak punya uang lebih bolehlah menyusahkan sepupu saya disana untuk menumpang tidur).

Kita bisa ke museum Konferensi Asia Afrika di Bandung atau sederhananya ke kota tua meski saya sudah mengunjungi semua museum disana. Yang penting kamu dan saya bisa sama-sama berbincang tentang sejarah Indonesia, saya nggak bodoh-bodoh amat kok untuk diajak berdebat dan kamu sudah tentu pintar kan?

Pantai. Kalau kamu tahu, saya nggak pernah ke pantai selain pantai Marina atau pasir putih di Ancol. Jadi maafkan saya kalo satu kali pada hari tertentu saya akan merengek memintamu mengabulkan permohonan saya ini. Anyer, Tanjung Lesung, Sawarna atau manalah saya ingin kesana sesekali. Bermain diantara kecipakan air atau membuat istana diatas pasir. Nggak perlu yang benar-benar jauh, yang penting judulnya pantai. Itu saja sudah cukup menyusahkan pastinya buatmu.

Ah ya, mungkin kelak saya akan sering membuat eksperimen kue. Tolong siapkan kantong kresek bila sudah bosan dan nggak cukup kuat memakan. Kamu harus sabar-sabar bila saya terlalu sering memenuhi kulkas dengan cokelat, jangan marahi saya bila seperempat gaji saya habis untuk membeli novel-novel romance.
Maafkan saya kalau saya mungkin sesekali akan lebih tertarik dengan buku kumpulan essay dibanding mendengarkan ceritamu. Tapi tenang saja, saya cukup hebat untuk menghibur dan mendengarkan. Banyak yang bilang saya ceria loh! 


Saya paham bila rekan, bos atau kerjaan menyusahkanmu. Membuatmu mungkin sesekali akan berteriak marah dirumah atau melempar barang karena kesal. Maka tolong kali ini juga, maafkan kalau-kalau saya akan diam seribu bahasa. Karena saya nggak akan memintamu untuk bercerita, saya orang yang cukup menghargai privasi. Jadi, saya pasti akan dengan sabar menunggu waktunya, waktu dimana kamu mempercayakan saya untuk mendengarkan keluhanmu. Dan lagi-lagi, saya bukan orang yang akan mengatakan kalau kamu benar bila nyatanya dari cerita yang saya dengar kamu punya andil kesalahan di dalamnya. Maka saya pasti akan mengejekmu sedikit untuk menyadari bahwa kamu juga perlu meminta maaf dan memperbaikinya.

Kelak, saya pasti bukan istri yang baik untukmu. Saya akan banyak meminta dan merengek hal-hal konyol denganmu. Saya mudah cemburu kalau kamu tahu, jadi saya akan terasa sangat tersakiti kalau kamu berkontak dengan gadis lain tanpa sepengetahuan saya. Sepertinya sudah cukup daftar dan pesan yang saya buat untukmu, dilain kesempatan pastilah saya akan menyambungnya kembali. Terimakasih dan maaf untuk segalanya.

****
Udaaaaaaah! Meski 19 tahun tapi pemikiran perempuan itu panjang loh! Saya cukupkan sampai disini tulisan alay kali ini. Selamat bahagia.