Merelakan tidak pernah sepaket dengan mengikhlaskan. Kuatlah.

Kamis, 26 Maret 2015

Tugas Menyebalkan. Terimakasih.



Kali ini, dibulan Februari hujan selalu menemani saya melangkahkan kaki. Seolah memaksa saya untuk berdiam diri dirumah sambil menyesap teh buatan ibu. Ada salah satu tugas yang membuat saya bimbang, juga pengisian krs dan nilai IP yang belum saya lihat secara langsung. Bagusnya, tema salah satu tugas ini menyangkut penelitian hewan yang dijadikan lawan dalam penelitian manusia biopsikologi. And then- saya hanya mahasiswi kampus swasta yang baru saja lulus esemka, tugas macam itu begitu terlihat mengerikan bagi saya. Biasanya, soal makalah atau karya ilmiah saya hanya cukup membuka buku ala kadar dan mengcopy berbagai macam contoh makalah di google untuk tambahan referensi. Tapi tugas kali ini, saya yakinkan untuk bisa mengkerjakannya sendiri. Tanpa copy-an dengan berbagai website atau blog download pdf dari berbagai macam nama.
Hanya untuk membuat judul saja begitu terasa memuakkan, belum lagi latar belakang masalah dan sebangsanya yang harus saya pelajari sendiri. Pada dasarnya ada banyak penelitian, tapi entah kenapa saya merasa semua begitu terlihat biasa. Tentang penelitian skinner dengan tuas dan burungnya, Ivan Pavlov dengan anjingnya, juga penelitian tikus pintar-tikus bodoh serta seekor anak monyet yang dipisahkan oleh induknya sejak lahir. Untuk ini, semua saya baca, semua saya tulis dalam cerita-cerita kecil yang saya tuang agar semua terasa menyenangkan.

Saya tidak mengerti banyak tentang pembagian memori jangka pendek ataupun jangka panjang. Juga tidak paham betul dengan hubungan otak yang sedang berfikir atau pembusukan memori yang sering kali membuat berdampak pada kelupaan. Ada banyak hal yang begitu ingin sekali saya pelajari dan saya ingat betul-betul, seolah-olah saya ingin menertawakan keras-keras tentang banyaknya kegagalan dimasa lalu. Saya punya harapan, tentu saja. Semua orang memiliki harapan. Terlebih ketika dua orang manusia yang begitu siap lahir-batin berjuang untuk kesuksesan saya.

Ketika ditanya IP saya besar dan apakah saya mencontek? Ya, saya mencontek. Ada beberapa pelajaran yang saya kerjakan dengan minus kejujuran. Maka untuk kali ini saya ingin membuat sesuatu tanpa contekan, sesuatu yang real saya tulis sendiri, seperti membuat cerita-cerita roman dan kata-kata galau yang setiap hari saya publikasikan lewat facebook. Seperti memandang sedih keluar rumah ketika hujan tidak berhenti-hentinya untuk mengguyur, sejujur ketika saya mengatakan saya masih berdiam diri dan memandang masa lalu, saya ingin melakukan semuanya untuk satu kali lagi. Satu kali untuk sebuah kejujuran, satu kali untuk sebuah penghargaan diri, dan satu kali ini untuk terima kasih saya pada diri pribadi. Jadi, kali ini saya memandang keluar jendela yang hujan masih saja menyisakaan embun agar memburamkan kaca beningnya. Jendela kereta, tempat kali ini saya berada. Tempat saya menuju sebuah bangunan yang lembaran bukunya akan terciu disepanjang ruangan. Perpusakaan nasional.


Untuk tugas yang menyebalkan
Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar