MAKALAH TES PSIKOLOGI
Tes Minat dan Bakat
Oleh : Annisha Arie Muharima
Kelas : Psikologi – B Pagi
Dosen : Rika
Fitriyana,S.Psi.,M.Psi.
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Hakikat dan
kekuatan dari minat dan bakat seseorang merupakan aspek penting kepribadian.
Karakteristik ini secara material memengaruhi prestasi pendidikan dan
pekerjaan, hubungan antar pribadi, kesenangan yang didapatkan seseorang dari
aktivitas waktu luang, dan fase-fase utama lainnya dari kehidupan sehari-hari.
Meskipun tes-tes secara khusus diarahkan pada pengukuran satu atau lebih
variabel ini, instrument yang tersedia tidak dapat secara kaku digolongkan
menurut kategori-kategori tersendiri seperti minat dan bakat. Aturannya tumpang
tindih. Jadi, sebuah kuesioner yang dirancang untuk menaksir kekuatan relatif
minat dalam pekerjaan yang bersifat menyelidiki (investigatif), artistik atau
konvensional juga bisa dikatakan menaksir sikap individu terhadap ilmu murni,
seni untuk seni, tugas-tugas praktis, dan sejenisnya.
Sebagian besar
dari inventori minat dirancang untuk menaksir minat individu dalam berbagai
bidang pekerjaan. Sejumlah inventori juga memberikan analisis minat dalam
kurikulum pendidikan atau bidang studi, yang pada gilirannya terkait dengan
keputusan karier. Meskipun frekuensi penggunaan tes dalam konseling masih cukup
stabil semenjak 1950-an, penggunaan tes minat telah meningkat secara relative
disbanding tes kepribadian. Inventori yang belakangan ini dikembangkan atau
direisi mencerminkan perubahan-perubahan utama tertentu dalam konseling karier.
Salah satu perubahan ini berkaitan dengan meningkatnya penekanan pada
eksplorasi-siri. Semakin banyak instrument memberikan kesempatan bagi individu
untuk mempelajari hasil-hasil tes terinci dan menghubungkannya dengan informasi
pekerjaan serta data lain tentang kualifikasi dan pengalaman pribadi. Pelatihan
dalam pengambilan keputusan karier telah mendapat perhatian yang semakin besar.
Inventori tes minat yang dibahas dalam abad ini seharusnya dipertimbangkan
terhadap latar belakang yang disediakan pada penaksiran karier.
Melihat
dari masalah itu penulis mencoba untuk membahas tentang tes-tes minat dan
bakat. Tidak terlepas dari hal ini semoga makalah ini bisa membantu kesulitan
teman-teman dalam memahami tentang tes-tes minat bakat yang ada didalam psikodiagnostik.
1.2 Identifikasi
Masalah
Adapun
identifikasi masalah ini adalah
- Apa saja jenis-jenis tes minat yang masih diberlakukan hingga saat ini?
- Apa saja jenis-jenis tes bakat yang masih di pakai pada saat ini?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan
makalah ini dapat dikatakan mampu mengerti dan memahami apa saja jenis-jenis
tes minat bakat yang masih diberlakukan hingga masa kini. Serta, mengetahui apa
manfaat dari kegunaan tes tersebut. Bagaimana cara penyajiannya? Proses apa saja
yang mendasari tes-tes tersebut? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mampu terjawab
dan bisa terjabarkan lewat penjelasan-penjelasan yang terdapat dimakalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
TES
MINAT
2.1 Jenis-Jenis
Tes Minat
Tes minat (interst test ) merupakan jenis
instrumen tes yang digunakan dalam melakukan penilaian terhadap minat individu
dalam berbagai jenis kegiatan (Chaplin, 2000). Sebagian besar dari inventori
minat dirancang untuk menaksir minat individu dalam berbagai bidang pekerjaan.
Sejumlah inventori juga memberikan analisis minat dalam kurikulum pendidikan
atau bidang studi, yang pada gilirannya terkait dengan keputusan karir. Adapun
jenis-jenis tes minat ini adalah sebagai berikut:
a)
Strong Interest Inventory (SII)
b)
Self
Directed Search (SDS)
c)
Jackson Vocational Interest Survei (JVIS)
d)
Career Assesment Inventory (CAI)
e)
Kuder
f)
Rothwell Miller Interest Blank (RMIB)
2.2 SII
(Strong Interest Inventory)
Pertama kali diterbitkan pada tahun 1927,
dengan nama Strong Vocatinal Interest Blank (SVIB). SII pertama dirumuskan oleh
E.K. Strong.Jr., ketika sementara menghadiri seminar pascasarjana pada tahun
1919-1920. SII dewasa ini terdiri dari 317 butir soal yang dikelompokkan dalam
delapan bagian. Dalam kelima bagian pertama, responden mencatat preferensinya
dengan membuat tanda S, TT, TS, untuk mengindikasikan ”Suka”, ”Tidak Tahu”,
”Tidak Suka”. Butir-butir soal dalam lima bagian ini masuk dalam kategori-kategori
berikut; pekerjaan, mata pelajaran sekolah, aktivitas (Misalnya, membuat
pidato, memperbaiki jam atau mencari dana untuk kegiatan amal), aktivitas waktu
luang, dan kontak sehari-hari dengan berbagai jenis orang (misalnya, orang yang
amat tua, perwira atau orang yang hidupnya dekat bahaya).
Dua bagian tambahan meminta responden
menyatakan pilihan diantara aktivitas-aktivitas pasangan, misalnya berurusan
dengan barang versus berurusan dengan orang dan antara semua pasangan yang
mungkin dari empat butir soal dari dunia kerja yaitu gagasan, data, barang dan
orang. Pada akhirnya, satu bagian inventori meminta responden untuk memberi
tanda pada satu rangkaian pernyataan yang menggambarkan diri sendiri ”Ya”,
”Tidak”, atau ”?”.
Strong bisa diskor oleh komputer, pada pusat-pusat skoring yang ditunjuk oleh
penerbit atau dengan penggunaan perangkat lunak yang tersedia dari penerbit
dalam berbagai pilihan. Ada tiga tingkat skor yang berbeda dalam
keleluasaannya. Yang paling luas dan paling komprehensif adalah enam skor
General Occupational Theme; subdivisi selanjutnya meliputi 25 Basic Interest
Scales; dan tingkat yang paling spesifik menyediakan 211 Skala Pekerjaan yang
tersedia. Disamping hal-hal ini, Form T317 dari Strong menghasilkan skor-skor
pada empat Skala Gaya Pribadi yang menaksir dalam Gaya Pekerjaan, Lingkungan
Belajar, Gaya Kepemimpinan, dan Pengambilan Resiko/Petualangan.
Klasifikasi SII atas minat pekerjaan diturunkan dari model teoretis yang
dikembangakan oleh John Holland (1966,1985/1992) dan didukung oleh riset
ekstensif, baik oleh Holland maupun peneliti-peneliti independen lainnya.
General Occupational Themes yang diidentifikasi ooleh model Holland ditandai
dengan (R) Realistis, (I) Investigatif, (A) Artistik, (S) Sosial, (E)
Kewirausahaan (Enterprising), dan (C) Konvensional. Masing-masing tema
mencirikan tidak hanya tipe orang, tetapi juga tipe lingkungan kerja yang oleh
orang tersebut dirasakan paling menyenangkan.
2.3 Self
Directed Search (SDS)
Instrumen ini dikembangkan oleh J.L Holland,
sebagai instrumen konseling pekerjaan yang bisa dilaksanakan sendiri, diskor
sendiri, dan diinterpretasikan sendiri. Individu mengisi Booklet
Penaksiran-Diri, menskor respon, dan menghitung enam skor rangkuman yang
berhubungan dengan tema model Holland (Realistis, Investigatif, Artistik,
Sosial, Bersifat Wirausaha, dan Konvensional).
2.4 Jackson
Vocational Interest Survei (JVIS)
JVIS diseleksi untuk mendapat perhatian khusus
— pertama, karena JVIS merupakan contoh dari prosedur penyusunan tes canggih
dan kedua, karena dalam berbagai aspek ,pendekatannya berlawanan secara tajam
dengan diikuti dalam SII. Inventori ini menggunakan area minat yang luas dalam
pengembangan butir soal dan sistem penentuan skor. Dalam inventori
Strong, sebagian butir soal adalah butir soal Suka, Acuh Tak Acuh, atau Tidak
Suka yang ditandai secara terpisah oleh responden. Selain itu, butir soal
Inventori Strong meruapakan butir soal bertipe pilihan-terbatas.
Sebagaimana dalam pengembangan Personality
Research Form dan Jackson Personality Inventory, langkah pertama dalam
pengembangan JVIS adalah merumuskan konstruk-konstruk atau dimensi-dimensi yang
harus diukur. Ada dua jenis dimensi, yaitu dipilih berdasarkan penelitian yang
dipublikasikan tentang psikologi kerja, dan analisis faktor serta klasifikasi
rasional atas butir soal minat pekerjaan. Salah satunya dirumuskan yang
berkaitan dengan peran kerja (berhubungan dengan pekerjaan atau yang dilakukan
seseorang pada pekerjaan) dan dengan gaya kerja (merujuk pada
preferensi-preferensi untuk lingkungan kerja atau situasi dimana perilaku
tertentu diharapkan).
Bentuk final JVIS memuat 34 skala minat dasar,
yang mencakup 26 peran kerja dan 8 gaya kerja. Inventori ini dirancang agar
dapat diterapkan pada kedua jenis kelamin, meskipun tersedia norma-norma
persentil terpisah untuk sub-sub kelompok wanita dan pria. JVIS bisa
diberi skor secara manual dengan cepat dan mudah untuk 34 skala. Skor-skor ini
yang dibuat menurut model enam tema Holland, mencakup 10 Tema Pekerjaan
Umum: Ekspresif, Logis, Bersifat Menyelidik, Praktis, Tegas, Sosial, Bersifat
Membantu, Konvensional, Bersifat Wirausaha, dan Komunikatif.
2.5 Career
Assesment Inventory (CAI)
Sekarang tersedia dua versi CAI, yaitu The
Vocational Version (VV) dan The Enhanced Version (EV). Deskripsi dalam bagian
ini adalah VV. Meskipun EV sangat serupa dalam struktur, adalah instrument yang
sama sekali terpisah (Johannson,1986) yang dapat diterapkam pada banyak
dan rentang pekerjaan yang len\bih luas, mencakup banyak yang memerlukan
pendidikan lewat sekolah menengah.
CAI pertama kali dikeluarkan pada tahun 1975,
CAI (Johannson,1984) secara dekat mengikuti pola inventori Strong. Akan tetapi,
berbeda dari kebanyakan unventori minat, CAI dirancang secara khusus untuk para
pencari karir yang tidak memerlukan pendidikan universitas selama empat tahun
atau pelatihan profesional lebih jauh. CAI berfokus pada pekerjaan yang
melibatkan keterampilan, pekerjaan teknis, dan pekerjaan jasa.
Contoh dari skala-skala pekerjaan yang sekarang
tersedia antara lain montir pesawat, petugas kesehatan gigi, petugas kafetaria,
programer komputer, dan perawat terdaftar. Ke-305 butir soal inventori
dikelompokkan dibawah tiga kategori isi yaitu aktivitas, mata pelajaran dan
pekerjaan. Masing-masing butir menyediakan lima pilihan respons, dari ”sangat
suka” sampai ”sangat tak suka”. Ditulis untuk tingkat membaca kelas 6, CAI juga
bisa digunakan pada orang-orang dewasa yang memiliki keterampilan membaca yang
buruk. Seperti inventori Strong, CAI menyediakan skor pada tiga tipe skala
utama, termasuk 6 skala Tema Umum Holland, 22 skala Bidang Minat Dasar homogen,
dan 91 skala pekerjaan.
2.6 Kuder
Inventori ini dikembangkan oleh George
Frederick Kuder. Tes ini terdiri dari sebuah buku yang berisi
pertanyaan-pertanyaan dan sebuah lembar jawaban. Bentuk pertanyaannya adalah
Forced –Choice responding dan Homogeneous Vocational Preference Scales, dimana
setiap pertanyaan terdiri dari tiga pilihan jawaban. Jumlah total pertanyaan
adalah 168 pertanyaan. Tes ini dapat disajikan baik secara individual maupun
klasikal dan waktu penyajiannya tidak dibatasi, tetapi biasanya dapat
diselesaikan selama 40-60 menit. Tes ini tersedia dalam 3 format, yaitu:
1.Versi Pencil and Paper yang dinilai
dan diprofil oleh testee sendiri.
Versi penilaian sendiri menggunakan Step-down
page dengan alas jawaban Multipart carbon dan mencakup profil untuk catatan
hasil, dengan beberapa halaman dari interpretasi kata-kata. Tes ini ditempatkan
pada Kuder Form C.
2.Versi
Pencil and Paper yang dikembalikan kepada penerbit untuk dinilai.
Format
ini dinilai dan dilaporkan oleh NCASI dalam 24 jam setelah menerima survey
dengan lengkap. Lembar jawaban dengan lima jawaban yang salah menerima catatan
pada lembar laporan, tetapi lembar jawaban dengan lebih dai lima jawaban akan
dikembalikan untuk perbaikan.
3.Internet-Based
Inventory, yang merupakan komponen dari Kuder Career Planning System.
Administrasi
melalui internet-based tersedia dalam bahasa Inggris atau Spanyol melalui
website www.kuder.com.format ini memberikan administrasi error-free (program
jawaban tidak akan menerima jawaban yang salah), dan tersedia 24 jam sehari,
yang dinilai seketika itu juga dari beberapa lokasi: rumah, sekolah atau
kantor.
Tes Kuder bertujuan agar dapat digunakan
sebagai bahan interpretasi diri terhadap minat-minat yang ada dalam diri
individu, sebagai penentu minat yang akan dikembangkan dimasa datang, sebagai
tolak ukur untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki, dan dapat mengetahui
kesamaan pilihan dengan individu lainnya yang mempunyai aspek yang berbeda.
Penilaian pada tes Kuder ini dapat dipakai
untuk usia remaja sampai dewasa. Hasil penilaian minat secara khusus makin
reliabel dengan bertambahnya usia. Relianilitas yang rendah pada usia remaja
disarankan agar tes Kuder tidak dengan mudah memilih tujuan karir, sebaliknya
tes ini lebih baik digunakan unutk mendukung pengembangan konsep diri, untuk
menekankan keguanaan perencanaan karir, untuk mendukung petunjuk pada
eksplorasi dan keputusan karir, dan mungkin untuk memprioritaskan enam karir
utama.
Dalam skoring, tes ini berpatokan pada
Verifikasi (V) sebagai suatu set kejujuran dan kecermatan dalam memberikan
jawaban. Hal ini berkait dengan tes minat sebagai sarana pengukuran kemampuan
non-kognitif yang memiliki kelemahan yang sukar dihindari, berupa
kemungkinan subjek memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan dirinya, namun
merupakan jawaban yag dikehendaki oleh orang lain misalnya ketika individu lain
yang melakukan tes yang seharusnya dilakukan sendiri.
Skor verifikasi maksimal 44— atau lebih
tepatnya 38-44—, jadi jika jumlahnya kurang atau lebih maka skor apada subtes
lainnya patut diragukan. Hal ini dapat dicek dan dicari sebabnya:
1)
Jika
skor V lebih dari 44 berarti ada yang salah dalam mengisi jawaban, yakni
kelebihan tanda
silang.
2)
Jika
skor V antara 33-37 berarti subjek memberikan tanda silang secara
sembrono atau subjek
tidak jujur dalam memberikan jawaban, namun
terdapat pula kemungkinan bahwa pilihan subjek sedemikian spesifik, sehingga subjek
dapat digolongkan dalam golongan individu dengan pola minat yang menyimpang.
3)
Jika
skor V kurang dari 32 atau sama dengan 32 berarti subjek memberikan tanda
silang terlalu
sedikit, oleh karena itu perlu dilakukan
pemeriksaan ulang pada 2 hal, yakni:
1 Apakah subjek beanr-benar memahami petunjuk
cara mengerjakan test.
2. Apakah subjek mengalami kesalahan dalam
memahami kata, istilah ataupun kalimat pada tes minat.
Tes minat Kuder pada awalnya adalah Kuder
Preference Record-Vocational. Pertama, Kuder manggunakan butir-butir soal tiga
serangkai pilihan-terbatas, dengan responden mengindikasikan yang mana dari
tiga kegiatan itu yang paling disukai dan mana yang paling kurang disukai.
Kedua, skor-sor diperoleh tidak untuk pekerjaan tertentu, melainkan untuk 10
bidang minat yang luas, yaitu Diluar Ruangan, Mekanis, Pekerjaan, Ilmiah,
Persuasif, Artistik, Sastra, Musik, Kerja Sosial dan Administrasi. Butir-butir
soal untuk masing-masing skala dirumuskan dan secara tentatif
dikelompokkan atas dasar validitas isi, seleksi butir soal final didasarkan
pada konsistensi internal dan korelasi rendah dengan skala-skala lainnya.
Tes minat Kuder ini dapat digunakan pada
tingkat umur yang berbeda, yaitu:
1. Kuder General Interest Survey (KGIS)
KGIS dikembangkan kemudian sebagai revisi dan
perluasan kebawah dari Kuder Preference Record-Vocational. KGIS didesain untuk
anak-anak usia 6 sampai 12 tahun dengan bahasa yang sederhana yang menghabiskan
waktu selama 45-60 menit untuk diselesaikan dan terdiri atas 168 kelompok
pernyataan yang menjelaskan beragam aktivitas mana yang paling disukai dan mana
yang kurang disukai.
Dalam pengembangannya tes ini telah menggunakan
norma gender agar bias yang terjadi pada hasil tes antara laki-laki dan
perempuan dapat dikurangi, dan norma pemisahan dibagi dalam 4 kelompok respon
yakni anak laki-laki dan perempuan pada umur 6-8 tahun dan pada umu 9-12 tahun.
Hasil tes minat dapat membantu membedakan perbedaan minat jelas yang terjadi
antara laki-laki dan perempuan, dimana anak laki-laki memiliki skor rata-rata
tertinggi dibidang mekanik, perhitungan, persuasif, dan ilmu pengetahuan.
Sedangkan anak perempuan cenderung memiliki skor rata-rata tertinggi pada
bidang artistik, musik,sastra, pelayanan sosial dan administrasi.
2. Kuder Occupational Interest Survey (KOIS)
KOIS ini didesain untuk usia dewasa dan
menghabiskan waktu selama 30-40 menit untuk diselesaikan dan terdiri atas 100
item pertanyaan yang menjelaskan beragam aktivitas dari yang paling disukai dan
yang kurang disukai. Dalam pengembangannya tes ini telah menggunakan
perbandingan kepuasan pekerjaan antara individu yang sudah merasa puas dengan
pekerjaannya dan yang merasa kurang puas dengan pekerjaan mereka, begitu juga
dengan mahasiswa pada tingkat pilihan studi terfavoritnya. Skor yang diperoleh
responden pada tiap skala minat ini dijadikan sebagai korelasi antara pola
minatnya dan pola minat kelompok pekerjaan tertentu, dimana skor ini tersedia
untuk109 kelompok pekerjaan khusus bagi responden pekerja yang meliputi
ahli kecantikan, pengacara, bahkan ahli kimia, serta 40 jurusan universitas.
2.7
Rothwell Miller Interest Blank (RMIB)
Menurut sejarahnya tes ni disusun pertama kali
oleh Rothwell pada tahun 1947. saat itu tes tersebut hanya memiliki 9 jenis
kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. Kemudian pada tahun 1958 tes
diperluas menjadi 12 kategori oleh Kenneth Miller.sejak saat itu tes minat ini
dinamakan tes minat Rothwell Miller.
Tes ini berbentuk blanko/formulir yang berisikan daftar pekerjaan yang disusun
dalam 9 kelompok, dengan kode huruf A sampai I, serta dibedakan untuk kelompok
pekerjaan pria dan wanitanya.masing-masing kelompok pekerjaan tersebut terdiri
atas 12 jenis pekerjaan, yang mewakili 9 kategori pekerjaan yang akan diukur
dalam tes ini. Tes ini disusun dengan tujuan untuk mengukur minat seseorang
berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan dan ide-ide stereotipe
terhadap pekerjaan yang bersangkutan.
Tes Rothwell Miller dapat diberikan kepada testee secara perorangan maupun
klasikal. Instruksi biasanya sudah terdapat dalam balangko sehingga bagi testee
yang sudah dewasa dapat diinstruksikan untuk membaca sendiri, kecuali untuk
orang dewasa dengan intelegensi rendah (Dull-normal).
Tes ini
mengukur beberapa bentuk kemampuan dalam kategori pekerjaan, yakni:
a. Outdoor
: Pekerjaan yang dilakukan
diluar, diudara terbuka, tidak berhubungan
dengan
hal-hal yang sifatnya rutin.
b. Mechanical
: Pekerjaan yang berhubungan
dengan mesin/alat mekanik.
c. Compulational
: Pekerjaan yang berhubungan dengan
angka-angka.
d. Scientific : Pekerjaan
yang menyangkut aktifitas analisis, penyelidikan, penelitian,
aksperimen kimia dan ilmu pengetahuan lainnya.
e. Personal Contact : Pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain, pada dasarnya
adalah suatu pekerjaan yang
membutuhkan kontak dengan orang lain.
f. Aesthetic : Pekerjaan
yang berhubungan dengan hal seni dan menciptakan sesuatu.
g. Literary
: Pekerjaan yang berhubungan
dengan buku, membaca dan mengarang.
h. Musical
: Memainkan musik,
apresiasi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan musik.
i. Social
Service : Pekerjaan yang berhubungan
dengan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat, kesejahteraan
umum, membimbing, menasehati dan memahami.
j. Clerical
: Pekerjaan yang menuntut
ketelitian dan kerapian
k. Practical
: Pekerjaan yang memerlukan
keterampilan, praktek, karya pertukangan.
l. Medical
: Pekerjaan yang berhubungan
dengan pengobatan, perawatan penyakit, penyembuhan dan hal yang
dengan medis dan biologis.
Skoring:
Hasil rangking yang dibuat oleh testee
dipindahkan kedalam suatu kerangka yang caranya terdapat pada begian dari
formulir tersebut.
Jumlahkan masing-masing jenis pekerjaan
ke kanan, tuliskan pada ? total.
Buatlah rangking dari ? total (point B) dimulai
dari jumlah yang paling kecil sehingga rangking 1 sampai dengan jumlah terbesar
rangking 12, bila terdapat angka yang sama berikan rangking yang sama pula.
Tuliskan persentil sesuai dengan norma
kelompok (bila ada).
Pengecekan:
Untuk melakukan pengecekan tehadap kesalahan
dalam memindahkan angka-angka rangking, maka sesudah dijumlahkan, hasil
penjumlahannya harus sama dengan 702.
Apabila terdapat dua angka yang sama, maka
masing-masing angka kurang atau ditambah 0,5 sesuai dengan keperluannya. Konsistensi
jawaban testee dapat dilihat dari:
Penyebaran pilihan pekerjaan, apakah
menetap pada kategori yang sama dari tiap-tiap kelompok.
Pilihan bebas, apakah pilihan ini sesuai
dengan hasil rangking yang diberikan atau hasil yang muncul didalam rangking.
Cara pemberian rangking, apakah
responden membuat rangking secara berurutan atau tidak.
Interpretasi:
Interpretasi dilakukan dengan melihat raw score
testee, semakin rendah raw score, pekerjaan makin disukai dan semakin tinggi
raw score, pekerjaan semakin tidak disukai. Sedangkan dengan melihat urutan
skor untuk masing-masing pekerjaan, dapat dilihat bagaimana pola minat testi.
Akan tetapi untuk dapat melihat bagaimana pola
minat seseorang dibandingkan dengan pola minat dari kelompoknya, perlu menggunakan
norma persentil yang telah dibuat. Persentil diatas 75% tergolong tinggi dan
persentil dibawah 25% tergolong rendah.
Apabila hanya terdapat satu kategori yang
mempuyai persentil tinggi, maka dapat diartikan testee mempunyai minat yang
sangat kuat terhadap jenis pekerjaan tersebut. Sedangkan jenis pekerjaan yang
lain hanya dinilai berdasarkan kesenangan dan tidak dimaksudkan untuk
mendapatkan pekerjaan atau status.
Apabila tidak terdapat satu pun kategori yang
dapat dimasukkna dalam persentil tinggi, maka hal ini berarti bahwa:
ü
Individu kurang memahami atau kurang
mendapatkan informasi tentang pekerjaan-pekerjaan
tersebut.
Mungkin juga individu tidak mau memahami instruksi yang diberikan (oposisi).
Atau
individu merasa lebih sehingga konsentrasinya terganggu.
ü
Individu tidak mempunyai pola minat yang dapat
dikembangkan dengan baik.
ü
Individu memiliki sejumlah minat terhadap jenis
pekerjaan yang tidak terdapat dalam daftar.
Sedangkan apabila seseorang memberikan jawaban
yang tidak konsisten, maka hal ini dapat diartikan bahwa:
ü
Pengetahuan tentang pekerjaan-pekerjaan
tersebut sangat kurang.
ü
Merupakan indikasi daripada sikap acuh tak acuh
terhadap pekerjaan yang ada.
ü
Kelalaian atau kecerobohan testee, bahkan dapat
diartikan sebagai sikap oposisi terhadap
tugas.
ü
Kemungkinan bahwa pekerjaan yang bersangkutan
tidak mewakili kategori yang ada.
ü
Kemungkinan bahwa beberapa elemen dari
pekerjaan itu sendiri cenderung menyalahi
stereotype yang ada.
BAB III
TES
BAKAT
Dengan munculnya teknis analisis faktor dalam
berbagai penelitian yang berdasarkan teori kecemsan, terutama teori kecerdasan,
terutama teori kelompok faktor dan struktur intelek, hasilnya mempunyai
pengaruh besar dalam penyusunan tes bakat, termasuk tes multiple bakat. Tes
Seri Multiple Bakat adalah sejumlah tes yang dipakai untuk mengukur berbagai
macam bakat. Jenis tes ini tidak hanya mengukur satu macam bakat saja, tetapi
dapat menjaring berbagai macam bakat pada banyak subjek. Ada bermacam – macam
tes seri multiple bakat, diantaranya :
a. Differential
Aptitudes Test (DAT)
b. General
Aptitude Test Battery (GATB)
c. Falanagan
Aptitude Clasification Test (FACT)
d. Academic
Promise Test (APT)
e. Flanagan
Industri Test (FIT)
f. Guilford Zimmerman
Aptitude Survey
g. Nonreading
Aptitude Test Batteray (NATB), 1969 Edition.
3.2
Differential Aptitude Tests ( DAT )
Tes
ini disusun oleh : George K. Bennet, Harlold G. Seashore, dan Alexandra
G. Wesman.
Tes
ini dibuat dengan maksud agar dapat mengukur kemampuan mental dari beberapa
faktor bukan hanya satu faktor saja sehingga skor yang dihasilkan tidak pula
hanya satu akan tetapi ada beberapa sesuai dengan kemampuan yang diukur. DAT
berisi 7 materi tes, mengungkap 7 aspek bakat berhitung, penalaran, ruang
bidang, tes mekanik, cepat teliti, verbal reasoning & language tes. DAT
merupakan salah satu dari bateri motif bakat yang sering digunakan. Pertama
kali dipublikasikan pada tahun 1947, DAT telah direvisi secara berkala. Baterai
itu dirancang terutama digunakan dalam bimbingan karir siswa kelas 8 – 12. DAT
edisi ke - 5 tersedia dalam 2 level : level 1, dirancang terutama untuk siswa
di kelas 7 – 9 dan orang dewasa yang sudah bersekolah lebih dari 9 tahun tetapi
yang mungkin belum tamat sekolah menengah.
DAT memiliki 7 tes, yaitu :
1. Verbal reasoning
2. Numerical ability
3. Abstract reasoning
4. Space relation
5. Mechanical reasoning
6. Clerical speed and acurary
7. Language usage -Part I :
Spelling
Tes
ini dapat diberikan satu seri atau hanya sebagian saja, sesuai dengan tujuan
dan aspek apa yang akan diukur. Tes ini dapat digunakan untuk pendidikan atau
untuk pemilihan pekerjaan. Pada saat ini baru 5 tes dari 7 tes yang baru
digunakan setelah melalui poses menerjemahkan petunjuk/instruksinya ke dalam
bahasa Indonesia, yaitu :
1.
Numerical Ability - Tes Berhitung (A5)
2.
Abstract Reasoning - Tes Penalaran (A3)
3. Space Relation – Tes Pola (C5)
4.
Mechanical Reasoning – Tes Pengertian Mekanik (C4)
5.
Clerical Speed and Accuracy – Tes Cepat Teliti (D4)
3.3 General
Aptitude Test Battrey ( GATB )
Tes
ini diciptakan oleh Charles E. Odell, yang digunakan pada konseling pekerjaan
di States Employment Service Office.
Aptitude yang diungkap GATB adalah :
Aptitude G : Intelegence, merupakan tes
kemampuan belajar secara umum, yaitu kemampuan untuk menangkap dan
mengerti prinsip-prinsip, menalar dan membuat keputusan.
Aptitude V : Verbal Aptitude, merupakan tes
untuk mengerti arti beberapa kata dan memepergunakannya secara efektif, serta
untuk mengerti bahasa secara komprehensif, mengerti hubungan antar kata dan
mengerti arti keseluruhan paragraph dan kalimat.
Aptitude
N : Nuemerical Aptitide, merupakan kemampuan untuk mengoperasikan angka-angka
secara cepat dan tepat.
Aptitude
S : Spatial, merupakan kemampuan berpikir secara visual pada bentuk geometris
dan untuk menangkap objek 3 dimensi, serta mengingat hubungan dari gerakan
objek dalam satu ruang.
Aptitude
P : Form perception, merupakan kemampuan untuk melihat bagian-bagian dari suatu
gambar, benda, dan grafik. Membuat perbandingan dan pembedaan secara visual dan
melihat perbedaan yang nyata pada bentuk atau bayangan.
Aptitude
Q : Clerical perception, merupakan kemampuan untuk mengungkap obyek-obyek angka
dan huruf, serta kemampuan persepsi terhadap komputasi secara sepintas.
Aptitude K : Motor coordinate, merupakan
kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan organ mata, jari-jari secara
terampil dan teliti pada gerakan yang cepat dan tepat.
Aptitude F : Finger dexterity, merupakan
kemampuan gerakan jari jemari: memanipulasi obyek-obyek kecil dengan jari jemari
secara cepat dan teliti.
Aptitude M : Manual dexterity, merupakan
kemampuan untuk menggerakkan tangan dengan mudah dan terampil. Kemampuan untuk bekerja dengan tangan dalam menempatkan
dan memindahkan sesuatu.
Adapun
Jenis – Jenis dari tes GATB, yaitu sebagai berikut :
3.3.1 Tes Ruang Bidang
Three
dimentional Space (Tes Ruang Bidang Seri GATB) Bentuk tes yang
ada adalah sekumpulan soal dalam buku tes. Tersedia lembar jawaban untuk
mengerjakan. Tes ini mengukur kemampuan berfikir secara visual dari bentuk
geometris memahami gambar dari dua dimensi untuk menjadi bentuk tiga dimensi.
3.3.2 Tes Mepersamakan Perkakas
Nama
Asli : Tool Matching (Tes Mempersamakan Perkakas) Tes ini merupakan
satu sub tes dari serangkaian tes GATB. Tes yang ada adalah berupa buku setebal
delapan halaman dan lembar jawaban. Tes ini mengukur aspek kemampuan atau
kecermatan dalam pengamatan. Testi diminta mengamati gambar soal dan mencari
persamaan gambar di antara tiga gambar lain yang bentuknya sama hanya berbeda
dalam corak warnanya.
3.3.3 Tes
Kecekatan Jemari
Finger
Dexterity Test. Tes ini merupakan satu sub tes dari
serangkaian tes GATB. Tes yang asli bahannya dari logam semua, bentuknya segi
empat paanjang dengan 100 lubang, 50 baut dan ring pada tiap tiang. Lubang itu
dibagi dua bagian atas dan bawah masing – masing 50 lubang.
Tes
Kecakapan Jemari dimaksudkan untuk mengukur kecepatan tangan dan jari – jari
individu. Yang dimaksud dengan kecekatan adalah meliputi pengertian tentang
koordinasi kecepatan dan ketepatan dari gerakan – gerakan tangan dan jari –
jari individu. Dengan demikian tes ini termasuk Tes Psikomotor yang mengukur
kemampuan kecekatan jari – jari kedua tangan yang meliputi koodinasi, terampil
dan cepat untuk memperlakukan benda – benda kecil dengan jari – jari. Sesuai dengan
prinsip individu differences kecekatan jemari individu
itu akan berbeda.
Tes ini disusun oleh
J.C. Flanagan, seorang profesor psikologi pada universitas Pittsburgh dan
direktur American Institute for Reaseach. Tes ini dibuat sebagai usaha unutk
mendapatkan suatu system klasifikasi baku dalam penetuan bakat dan kemampuan
dasar seseorang pada tugas-tugas tertentu.
Tes ini terbagi menjadi 14 tes, yaitu :
1.
Inspection 2.
Coding
3.
Memory 4.
Precisison
5.
Assembly 6.
Scales
7.
Coordination 8.
Judgemen and Comprehension
9.
Arithmatic 10.
Patterns
11.Components 12.
Tables
13.
Mechanics 14.
Expression
3.3.4 Falanagan Aptitude
Clasification Test (FACT)
Disusun
oleh: J.C. Flanagan, Professor Psikologi di Universitas Pittsburgh. Dikembangkan
untuk mendapatkan suatu sistem klasifikasi baku dalam penentuan bakat dan
kemampuan dasar seseorang dalam tugas tertentu. Digunakan sebagai: Alat bantu
memprediksi keberhasilan kerja, membuat perencanaan program pelatihan, untuk
konseling pekerjaan, seleksi dan penempatan karyawan.
Terdiri
dari 15 tes dan telah diadaptasi menjadi 8 tes di Indonesia, diantaranya:
- Tes Kode Dan Ingatan
- Tes Merakit Objek
- Tes Skala Dan Grafik
- Tes Pemahaman
- Tes Mengutip
- Tes Komponen
- Tes Tabel
- Tes Ungkapan
- Tes Inpection (Inspeksi)
- Tes Precision (Presisi, Ketepatan)
- Coordination (Koordinasi)
- Arithmetic (Aritmetik, berhitung)
- Mechanics (Mekanika)
- Ingenuity ( Kegeniusan)
- Allertnes (Kesiapan)
3.4
Tes
Kraeplin
Bentuk tes ini adalah berupa satu lembar kertas
dobel kuarto memanjang bolak-balik terdiri atas 4 halaman, yaitu meliputi ;
- Halaman 1, untuk menuliskan identitas diri
subjek dan contoh subjek
- Halaman 2&3, berisi soal-soal tes
- Halaman 4, untuk scoring grafik dan
interprestasi.
Subjek akan diminta menghitung angka-angka sederhana
1-9 dari bawah keatas untuk dua angka yang berdekatan tanpa ada angka ynag
dilewati.
Aspek yang diukur adalah :
a.
Kecepatan kerja ( Panker )
b.
Ketelitian kerja ( Tianker )
c.
Keajegan kerja ( Junker )
d.
Ketahanan kerja ( Hanker )
3.6 Tes Pauli
Tes ini diciptakan
oleh Dr. Richard Pauli pada tahun 1938.
Tes ini mengukur apa yang diukur oleh tes
kraeplin, sisamping juga mengukur emosi, produktifitas kerja, penyesuaian
terhadap pekerjaan, dan gaya bekerja. Tes Pauli, berbentuk satu lembar kerta memanjang
bolak balik terdiri dari 4 halaman , yaitu :
- Halaman 1, untuk menuliskan identitas diri
subjek dan contoh subjek
- Halaman 2&3, berisi soal-soal tes
- Halaman 4, untuk scoring grafik dan
interprestasi.
Dalam tes ini terdapat
angka sederhana 1-9. Subjek akan diminta intuk menjumlahkan angka-anagka secara
berurutan dari bawah keatas, lalu kesanping kanan untuk dua angka yang
berdekatan tanpa ada angak yang dilewati, kemudian ada aba-aba garis.
Aspek yang diukur adalah
ketekunan dan konsentrasi, daya tahan, keuletan, daya penyesuaian, validitas, sikap
terhadap tugas, kontrol diri dan sikap menghadapi tekanan. Tujuan dari tes ini
lebih kepada kepentingan industri. Namun juga digunakan untuk mengukur
kepribadian dan mendeteksi klinis.
3.7 Employee
Aptitude Survey Test : A. Multi - Aprirude Tes Batterey (EAS).
Terdiri dari 10 tes yang
mengukur kemampuan kognitif, perseptual dan psikomotor yang dibutuhkan untuk
prestasi kerja yang sukses dalam pekerjaan yang bervariasi. Didesain untuk fleksibilitas. Kesejahteraan penelitian
mendukung validitas rangkaian tes EAS untuk memprediksi prestasi kerja dan
keberhasilan pelatihan (160 kriteria – studi validitas tes karl, mencakup
>25 koefisien validitas)
3.8 Tes Eas
Individual
- Verbal Comprehension Test, mengukur kemampuan menggunakan kata – kata dan komunikasi oral dan tertulis dan dalam perencanaan. Untuk eksekutif, sekretaris, profesional personal, pekerja kantor level tinggi. Waktu 5 menit.
- Numerical Ability Test, mengukur kemampuan untuk menganalisa hubungan numerik logis dan menemukan prinsip yang mendasar untuk eksekutif, supervisor, insinyur, akuntan, sales, dan clerical workers. Waktu 10 menit.
- Visual Persuit Test, mengukur kecepatan dan ketepatan dalam jejak sonic visual. Untuk perancang, design engineer, pengawas, teknisi. Waktu 5 menit.
- Visual Speed Accuracy Test, mengukur kemampuan melihat detail dengan cepat dan akurat. Untuk bookkeeper akuntan, juru tulis kantor umum, stenographes, operator mesin, kebanyakan sales supervisor dan eksekutif, sebenarnya di atas rata – rata. Waktu 5 menit.
5. Spare
Visualization Test, mengukur kemampuan memvisualisasikan dan
memanipulasi objek secara mental. Bernilai untuk pekerjaan yang menginginkan
bakat mekanis, seperti perancang, insinyur, teknisi. Waktu 5 menit.
6. Numerical
Reasoning Test, mengukur kemampuan menganalisa generalisasi dan
melihat hubungan Untuk teknisi, supervisory, dan posisi, eksekutif. Waktu 5
menit.
7. Verbal
Reasoning Test, mengukur kemampuan
untuk menganalisa informasi dan membuat kesimpulan berdasarkan informasi itu.
Berharga untuk pekerjaan yang membutuhkan kemampuan untuk mengatur,
mengevaluasi dan menggunakan informasi, seperti pengambilan keputusan
administratif, teknisi, supervitory, sains dan akuntansi. Waktu 5 menit.
8. Word Fluency
Test, mengukur
fleksibilitas dalam komunikasi dengan mensyaratkan orang yang dites menulis
sebanyak mungkin kata yang dimulai dengan huruf tertentu. Untuk ekspresi oral
atau tertulis, khususnya diperlukan oleh penjual, jurnalisis, perwakilan, penulis,
resepsionis, sekretaris, dan eksekutif. Tidak dibutuhkan kunci penskoran. Waktu
5 menit.
- Manual Speed and Accuracy Test, mengukur kemampuan membuat gerakan – gerakan jari – jari repetitif secara cepat dan akurat. Untuk clerical workers, operator mesin, teknisi dan tukang memperbaiki. Tidak diperlukan kunci penskoran. Waktu 5 menit.
- Symbolic Reasoning Test, mengukur kemampuan untuk memanipulasi simbol abstrak secara mental dan membuat keputusan yang valid. Untuk mengevaluasi pekerja sains & teknologi tingkat tinggi, trouble shooter (tukang), programmer data, akuntasi, insinyur & personil ilmiah. Waktu 5 menit.
3.9 Tes
Bakat Kreatifitas (Non Intelektual)
Adanya
tes bakat PMA maka kemudian berkembanglah tes bakat khusus misalnya GAT, DAT, FACT
dan sebagainya. Macam-macam seri tes bakat tersebut dipandang termasuk sebagai
tes Intelektual. Maka para ahli memikirkan tes bakat lainnya yang bersifat
Non-Intelektual, misalnya Tes Bakat Musik, Tes Bakat Sastra, Tes Bakat Tari dan
sebagainya. Macam-macam tes Bakat non-intelektual ini disebut tes bakat kreatif
(Creative Talent Test).
Munculnya Tes Bakat Kreatif ini diawali dengan
adanya Riset dan Pengukuran pada Kreatifitas Manusia. Berikut ini beberapa
contoh tes bakat seni yang telah dikembangkan di USA, misalnya:
- Seashore Measure Of Musical Talent (Tes bakat Musik dari Seashore)
- Wing Standardized Test of Musical Intelligence (Tes Standar bakat Musik dari Wing)
- Drake Musical Aptitude (Tes bakat musik dari Drake)
- Aliferis Music Achievement Test (Tes Prestasi Musik dari Aliferis)
Tes ini digunakan untuk menyeleksi calon siswa
sekolah musik. Unsur-unsur yang di tes adalah pembedaan melodi, harmoni, Ritme
dan idiom Musik. Selain tes bakat seni musik adapula tes bakat seni
grafis. Misalnya:
a) Graves Design Judgement Test (Tes pilihan
design dari Graves)
b) Meier Art Judgment Test (Tes pilihan seni dari
Meier)
c) Knauber Art Ability Test (Tes Kemampuan Seni
dari Knauber)
d) Horn
Aptitude Inventory (inventori Bakat Seni dari Horn
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun jenis-jenis dari Tes Minat, yaitu :
- Strong Interest Inventory (SII)
- Self Directed Search (SDS)
- Jackson Vocational Interest Survei (JVIS)
- Career Assesment Inventory (CAI)
- Kuder
- Rothwell Miller Interest Blank (RMIB)
Sementara jenis-jenis dari Tes Bakat, yaitu :
- Differential Aptitude Test (Dat)
- General Aptitude Test Battery (Gatb)
- Flanagan Aptitude Classification Test (Fact)
- Tes Kreaplin
- Tes Pauli
- Employee Aptitude Survey Test (Eas)
- Tes Bakat Kreativitas
4.2 Saran
Mungkin inilah yang diwancanakan pada penulisan penulis
ini meskipun penulisan jauh dari kata sempurna, minimal kita
mengimplementasikan tulisan ini. Manfaat yang diperoleh melalui makalah
ini adalah diharapkan dapat memberikan kostribusi wawasan dan pengetahuan tes
minat bakat dalam bidang psikologi, khususnya dalam Psikolodiagnostik. Sehingga
nantinya dikembangkan secara luas dalam menghadapi fenomena permasalahan yang
semakin kompleks.
DAFTAR
PUSTAKA
Alsa, Asmadi, dkk. 1984. Informasi Tes. Yogyakarta
: Fakultas Psikologi UNM
Anastasi. A. 2003. Psychological Testing. Jilid I dan
II. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Indeks Gramedia Grafindo
Eva M.P.D. 2005. Catatan Kuliah Psikodignostik I. UNM.
Makassar : Tidak diterbitkan.
Suryabrata, S. 1998. Pembimbing ke Psikodiagnostik. Edisi
II. Yogyakarta : UGM
assalamualaikum, kak kalo perbedaan tes kuder dan tes RMIB itu apa ya?
BalasHapus