MAKALAH PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
(TAMAN KANAK-KANAK)
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
PSIKOLOGI
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan taman kanak-kanak (TK) merupakan
salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang berada pada jalur formal
sebagai lembaga pendidikan pra-sekolah, tugas utama tk adalah mempersiapkan
anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap atau perilaku, dan
keterampilan agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di
sekolah dasar. Untuk dapat menggali potensi yang dimiliki setiap anak, maka
diperlukan usaha yang sesuai dengan kondisi anak masing-masing. Upaya ini bisa
dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui berhitung, mengenal huruf, dan
mengkombinasikan warna.
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya
meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orangtua
dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan
aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman belajar yang
diperolehnya dari lingkungan.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
peserta didik Taman Kanak-kanak (TK) adalah mampu mengikuti pendidikan
selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang
dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang dikembangkan di TK meliputi kemampuan
bahasa, fisik atau motorik, seni dan kemampuan kognitif.
Sebagai sampel, kelompok kami mengambil TK
Darul Muttaqien yang berada di kelurahan Mekarsari sebagai objeknya dimana
kelompok kami akan menerapkan proses mengajar yang efektif didalam kelas.
Berbagai alat yang dipergunakan yakni : potongan kertas origami, lem dan
gambar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka
rumusan masalahnya adalah:
1. Apakah
melalui media gambar dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan kognitif
para siswa di TK Darul Muttaqien?
2. Bagaimana
cara yang efektif dalam mengajari anak agar mengenal huruf, menulis, dan
membaca kata dengan tepat?
3. Bagaimana
cara yang efektif agar anak dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktek mengajar ini yaitu:
1. Meningkatkan
minat belajar pada siswa.
2. Sesuai
dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan kelompok kami adalah meningkatkan
kemampuan kognitif melalui gambar pada siswa TK Darul Muttaqien.
1.4 Manfaat
Hasil praktek mengajar ini diharapkan dapat
memberikan manfaat, yakni:
1. Memunculkan
minat belajar pada anak usia Taman Kanak-kanak
2. Memberikan
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak usia Taman Kanak-kanak
BAB II
METODE
PRAKTEK PENGAJARAN
2.1 Setting Praktek Pengajaran
Praktek pengajaran ini dilaksanakan di TK darul
Muttaqien yang beralamat di kelurahan Mekarsari, alasan yang mendasari kelompok
kami ini karena Kepala Sekolah dapat memberikan izin kepada kami untuk
memaparkan praktek pembelajaran mozaik di dalam kelas, dengan waktu satu hari.
2.2 Subjek dan Objek Praktek Pengajaran
Subjek pengajaran ini adalah anak TK B2 sejumlah
16 anak, yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 11 anak perempuan. Objek
pengajarannya adalah proses pembelajaran mozaik, learn while singing dan
metode lainnya.
2.3 Data dan Sumber Data Praktek Pengajaran
Data dari praktek pengajaran di kumpulkan
berupa informasi dari anak TK B2 Darul Muttaqie kelurahan Mekarsari .
Masing-masing data diperoleh melalui teknik :
1. Informan
atau narasumber, yaitu anak kelas B2 sejumlah 16 orang
2.
Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktifitas
pembelajaran diruang kelas B2 TK Darul Muttaqien.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam praktek pengajaran ini data merupakan
bagian yang terpenting. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam praktek
pengajaran ini, maka kelompok kami menggunakan beberapa teknik, yaitu
Observasi, Dokumentasi dan Tes.
1. Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja
terhadap anak ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun
kemampuan anak selama proses belajar mengajar berlangsung
2. Dokumentasi
Tenik yang dilakukan oleh kelompok kami untuk
memperoleh data langsung dari tempat kejadian, misalnya dari buku-buku yang
relevan, viedo, ataupun sumber internet. Kelompok kami melakukan pengambilan
data menggunakan dokumentasi berbentuk video dan foto. Kelompok kami mengambil
data proses praktek pengajaran ini pada salah satu TK swasta, pada hari Jum’at
tanggal 11 November 2016.
3. Tes
Pemberian tes dilakukan untuk mengukur sejauh
mana hasil belajar anak dan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan
kognitif anak melalui cara pembelajaran mozaik.
BAB III
METODE-METODE
PENGAJARAN DI TK
Metode yang di gunakan oleh kelompok kami untuk
memberikan pembelajaran di Taman Kanak – Kanak yaitu:
3.1 Metode
Bermain
Menurut pendidik dan ahli psikologi, bermain
merupakan pekerjaan masa kanak – kanak dan cerminan pertumbuhan anak ( Gordon
& Brwne, 1985). Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasaan bagi
diri sendiri. Melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami
kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan
dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih ditekankan caranya dari
pada hasil yang diperoleh dari kegiatan itu [(Dworetsky,1990 ) dikutip oleh Moeslichatoen,
2004.
Kelompok kami menggunakan metode bermain Mozaik
pada pembelajaran di TK tersebut. Mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan
kepingan bahan kertas berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan perekat
(Depdiknas 2001, 756). Dari definisi mozaik dapat diuraikan pengertiannya yaitu
pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material
dipotong-potong atau sudah berbentuk potongan kemudian disusun dengan
ditempelkan pada bidang datar dengan cara di lem. Kepingan benda-benda itu,
antara kertas, potongan daun, atau potongan kayu.
Pada praktek mengajar yang dilakukan, kelompok
kami menyediakan alat dan bahan, diantaranya:
a. Lem
kertas
b. Potongan-potongan
kertas origami
c. Gambar
bunga didalam sebuah pot tanaman (pada selembar kertas)
3.2 Metode
Bercerita
Metode bercerita adalah cara
penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita
dari guru kepada anak didik taman kanak-kanak. Dalam pelaksanaanya kegiatan
pemebelajaran di taman kanak-kanak metode bercerita dilaksanakan dalam upaya
memperkenalkan, memberikan keterangan, atau penjelasan tentang hal yang baru
dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai
kompetensi dasar anak-anak. Bagi anak-anak mendengarkan cerita adalah suatu
yang menyenangkan dan mengasyikkan.
Tujuan bercerita bagi anak usia
dini adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang
disampaikan orang lain. Anak dapat bertanya apabila anak tidak memahaminya,
anak dapat menjawab pertanyaan, selanjutnya anak dapat menceritakan dan
mengekspresikan apa yang di dengar dan di ceritakanya. Sehingga
makna dari isi cerita dapat di pahami dan lambat laun di dengarkan,
diperhatikan, dilaksanakan dan di ceritakannya. Pada orang lain, karna menurut Jerome
S Bruner (Tampubolon,1991:10) “bahasa berpengaruh besar pada perkembangan
berpikir anak”.
3.3 Metode Bercakap-Cakap
Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau
bertanya jawab antara anak dengan guru atau antara anak dengan anak.
Bercakap-cakap dapat dilaksanakan dalam bentuk:
1.Bercakap-cakap bebas
2.Bercakap-cakap menurut tema
3.4
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar
yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat
yang sama terjadi dialog antara pendidik
dan anak. Pendidik bertanya anak menjawab atau anak bertanya pendidik menjawab.
Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung
antara pendidik dan anak didik.
Metode Tanya Jawab dilaksanakan dengan cara mengajukan
pertanyaan tertentu kepada anak. Metode ini digunakan untuk :
a.
Mengetahui pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki anak,
b.
Memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya,
c.
Mendorong keberanian anak untuk mengemukakan pendapat.
3.5
Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan
kepada anak untuk melaksanakan tugas yang disiapkan oleh guru. Namun dalam
penggunaan metode ini hendaknya guru tidak memberlakukan secara berlebihan,
sebab pemberian tugas yang terlalu banyak akan menimbulkan rasa stress yang
mengakibatkan ketidaksukaan ‘belajar’ pada diri sang anak.
Metode ini tidak kami terapkan dalam praktek pengajaran, akan
tetapi metode tersebut tetap kami tulis dikarenakan dampak positif dan
pemberlakuan wajib yang dibuat oleh guru yang mengajar.
3.6
Metode Menghafal Sambil Bernyanyi
Jamalus (1988 :46) berpendapat bahwa “Kegiatan bernyanyi adalah
kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pengalaman bernyanyi ini memberikan
kepuasan kepadanya, selain itu bernyanyi juga merupakan alat bagi anak untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya.”
Dari pendapat tersebut, tentunya kita dapat mengetahui bahwa
dengan bernyanyi anak-anak akan merasa senang. Dan kita dapat menggunakan
metode tersebut dalam proses pembelajaran.
3.7
Metode Praktek
Dalam praktek pengajaran ini, kelompok kami mengikuti jadwal
kegiatan yang berlangsung di TK Darul Muttaqien. Dalam kategian yang
berlangsung TK tersebut menerapkan metode praktek bergilir yang berlangsung
pada hari Jumat, yakni praktek Sholat dan Olahraga.
Metode tersebut dibuat agar anak-anak dapat mengerti akan
kewajibannya.
BAB IV
METODE PEMBELAJARAN EFEKTIF BAGI ANAK
USIA DINI
Metode pembelajaran yang akan kami tulis pada sub bab ini
diantaranya terdiri dari beberapa metode-metode yang tidak kami terapkan
didalam praktek pengajaran yang berlangsung. Hal tersebut dikarenakan adanya
kendala-kendala yang terjadi, salah satunya berupa keterbatasannya waktu.
Adapun metode pembelajaran efektif pada anak-anak TK, yaitu :
3.1
Metode Bermain (lanjutan)
Adapun metode bermain yang tidak kami terapkan dalam praktek
pengajaran, yakni:
a.
Menggambar
Menggambar merupakan ekspresi segala sesuatu yang muncul dalam
kesadaran anak pada saat itu. Gambar yang diekspresikan dapat bersifat simbolik
dan bukan tiruan bendanya sendiri secara langsung.(dikutip oleh
Moeslichatoen,2004,;41 ).
Kegiatan menggambar atau mewarnai gambar di taman kanak- kanak
sering di berikan pendidik taman kanak- kanak , karena kegiatan satu itu
merupakan sarana yang praktis dalam memberikan pembelajaran dalam bidang seni
khususnya.
b.
Cetak Penampang
Kegiatan ini termasuk dalam kegiatan menggambar ekspresi karena
kegiatan mengecap yang dilakukan anak- anak dapat memperlihatkan ekspresi anak
tersebut, penggunaan warna yang berbeda- beda dapat menjadi gambaran yang
menunjukkan kreativitas anak itu berbeda- beda
c.
Menggambar Dengan Jari (Finger Painting)
Kegiatan yang biasa dilakukan di taman kanak – kanak yaitu menggambar
dengan jari dengan menggunakan tepung kanji, merupakan perantara untuk
menyalurkan kreativitas dan bermain
kotor ( Hildebrand, 1986 ).
Finger painting adalah jenis kegiatan membuat gambar yang
dilakukan dengan cara menggoreskan adonan warna ( bubur warna ) secara langsung
dengan jari tangan secara bebas di atas bidang gambar.
3.2
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan cara untuk menunjukkan dan
menjelaskan cara- cara mengerjakan sesuatu. Metode ini bermanfaat untuk
memberikan ilustrasi dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa kepada
anak. Dengan metode demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman melalui
penglihatan dan pendengaran. Anak dapat diminta untuk memperhatikan dan
mendengarkan baik – baik semua
penjelasan guru sehingga anak lebih paham tentang cara mengerjakan sesuatu.
Dengan demikian selanjutnya siswa dapat meniru cara mengerjakan sesuatu.(
dikutip oleh Dwi yulianti, 2010,;38 )
a.
Melipat Kertas
Melipat atau origami adalah suatu teknik berkarya seni /
kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan kertas, dengan tujuan untuk
menghasilkan aneka bentuk mainan, hiasan, benda fungsional, alat peraga, dan
kreasi lainnya. Bagi anak usia taman kanak- kanak melipat merupakan salah satu
bentuk kegiatan bermain kreatif yang menarik dan menyenangkan.
Misalnya tema yang dipilih guru adalah membentuk bangunan rumah
dengan cara melipat kertas. Rumah itu dilengkapi dengan gambar pintu dan
jendela. Kemudian rumah tersebut akan diwarnai dengan menggunakan pensil
berwarna yaitu memberi warna atap, pintu, dan jendela. Untuk demonstrasi itu
guru memerlukan pensil warna, pines dan papan tempel untuk menempelkan hasil
demonstrasi tersebut. sedangkan bahan dan alat yang diperlukan adalah kertas
dan pensil warna.
b.
Membentuk
Membentuk adalah proses kerja seni rupa dengan maksud untuk
menghasilkan karya tiga dimensi yang memiliki volume dan ruang, dalam tatanan
unsur rupa yang indah dan artistik. membentuk merupakan kegiatan seni sebagai
perwujudan suatu ide, gagasan dari bentuk yang sudah ada atau kreasi ciptaan
yang baru. ( dikutip oleh Sumanto,2005,;139 ).
Plastisin atau tanah liat merupakan salah satu bahan yang
digunakan dalam kegiatan seni rupa untuk kategori membentuk modek tiga dimensi.
Selain metode yang dipaparkan diatas, metode efektif dalam
proses pengajaran anak usia dini, diantaranya:
1.
Metode Bercerita
2.
Metode Bercakap-cakap
3.
Metode Praktek
4.
Metode Menghafal Sambil Bernyanyi
5.
Metode Pemberian Tugas
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari pembahasan pada praktek
pembelajaran kelompok kami, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran
pada anak usia Taman Kanak-kanak yang efektif antara lain : Metode Bermain, Metode Bercerita, Metode
Bercakap-cakap, Metode Praktek, Metode Menghafal Sambil Bernyanyi, Metode
Pemberian Tugas, dan Metode Demonstrasi.
2. Tujuan dari metode-metode ini adalah :
melatih daya tangkap anak, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi,
membantu perkembangan imajinasi anak, menciptakan suasana yang menyenangkan
didalam kelas.
3. Pembelajaran anak Taman Kanak-kanak
disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik dan mental anak, sesuai dengan
kelompok usia dan kebutuhan individual anak. Pembelajaran anak di usia dini
harus menyenangkan dan menarik, seperti bermain, bernyanyi dan belajar menjadi
satu kesatuan.
5.2
Saran
· Guru hendaknya memberikan stimulus-stimulus
yang menarik untuk anak dan memberikan motivasi positif kepada anak agar anak
bersemangat dalam kegiatan bermain sambil belajar
· Guru harus lebih
kreatif dalam mengkondisikan anak secara optimal, agar anak dapat mengikuti
arahan guru dan aturan permainan secara baik.
· Sikap guru harus
lebih responsif dan ekspresif terhadap karya anak, karena dengan respon dan
ekspresi yang ditunjukan akan membawa anak lebih bersemangat.
DAFTAR PUSTAKA
- Winkel, W.S ., Psikologi Pengajaran, Penerbit Media Abadi, Yogyakarta, 2012.
- Muhibbin Syah., Psikologi Belajar, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013.
- http://belajarblog54.blogspot.co.id/2014/11/laporan-penelitian-dan-analisis.html
- http://ririn060592.blogspot.co.id/2012/11/makalah-strategi-pembelajaran-melalui.html
- http://www.warna-sahabat.com/2014/06/contoh-makalah-evaluasi-pembelajaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar