Merelakan tidak pernah sepaket dengan mengikhlaskan. Kuatlah.

Rabu, 10 Februari 2016

Surat untuk Jo.


Jumat, 11 Februari 2005
Diantara tumpukan buku Sir Arthur Conan Doyle,

Hai Jo? Ku harap kau baik-baik saja, sama sepertiku yang berada di kota Bunga ini. Kau tahu akhir-akhir ini rambut panjangku mulai rontok kembali, aku harus menghafal tabel energi ikatan rata-rata itu sebelum awal semester ke dua ku di kampus ini. Sedikit bercerita ya, aku tak suka dengan parfum dosen Fisika ku itu, wanginya seperti kembang kuburan yang sering kali di pake Bu Halya untuk membuat wangi-wangian air mawar.

Oh ya, kemarin aku bertemu laki-laki yang sama sepertimu, bukan soal wajah atau logat , Batakmu itu ya. Pasalnya dia itu selalu mendengar lagu There is a Light That Never Goes Outnya The Smiths, Should I Stay or Should I Go, dan Dear God punya XTC, nah-nah mirip kan kaya kamu? Tapi ku dengar dia juga jago loh dalam menghafal nama-nama negara, dia bahkan tahu macam Liechstein di Eropa Tengah yang berbatasan dengan Swiss! Keren ya?!

Aku sesekali terlibat percakapan dengannya soal Sherlock Holmes kala itu Jo, kami membahas kasus Drebber yang ditemukan setelah kematian Stangerson. Bab 7 Jo, judulnya Cahaya dalam Kegelapan kalo kamu lupa! Ah rasanya aku ingin berterimakasih kepadamu yang mengenalkan aku dengan sosiopat itu. Dia bahkan tahu A Walk to Remembernya Nicholas Sparks. Laki-laki itu memang seperti cerminmu!

Oh ya sedikit penjabaran, dia laki-laki berkaca mata, tingginya hanya berbeda sekitar lima sampai enam senti denganku. Matanya sipit dan alisnya berwarna hitam tebal, cukup tampan lah, dan juga otaknya gak melopong kosong macam Rey si kapten basket sekolah kita dulu. Ku dengar lagi dia masuk jurusan per-fisikaan ini karena ayahnya. Gak Jo, aku masih gak tertarik dengan kehidupan orang lain! Tapi dari sekian ratus mahasiswa, apalah daya kalau dia satu-satunya manusia yang paham soal mini manual coffee mill wood stand bowl antique hand coffee bean grinder yang kepingin berat ku beli.

Byetheway, HELL mu dapat berapa? A, B atau malah E? Meeh, awas saja kalau kau menyia-nyiakan kesempatan di Sastra Inggris sana. Ku hajar kau sampai babak belur! Soal paragraph writing kemarin, aku sedikit belajar banyak lewat internet, dan Mas Robin membantuku untuk memahaminya. Rasanya memang susah ya, membagi otak dan meluangkan waktu diantara rumus senyawa HCO(𝑎𝑞) dengan Understanding Loner Talks.



****


Selasa, 10 Mei 2005
Didalam laci meja kerja berpelitur cokelat tua,

Kemarin Bunda membelikanku mousse, iya, kue lembut yang hanya terbuat dari krim, gula, cokelat dan telur kocok itu. Sama sekali gak mirip kaya muntahan bayi, wong rasanya lembut gitu kok! Mamih Ela, pemilik kosku itu tukang kue, dia suka buat pai rasa buah yang asam manis, terus kami para mahasiswa yang cuman ngantungi uang ratusan ribu buat sebulan sesekali itu sering ketiban fruit tartletnya. Kemarin ulang tahun ku Jo, sedikit pamer ya, selain mousse Bunda membelikan aku tiramisu di Bread Talk. Aku gak kangen kamu kok! Aku cuman mau bilang kapan paket kadoku sampe kemari? Kamu gak kena amnesia retrogads kan?

Eh iya, minggu lalu aku diajak ke café yang temanya tuh macem pop movement gitu deh sama beberapa teman kelompokku. Dinamis, out of the box, pokoknya mendobrak batas-batasan seni lah. Dinding-dinding berbatanya itu manfaatin hiasa simbol-simbol dari TV, iklan dan Koran. Sekarang ini, café kan memang dijadikan sebagai semacam public space area untuk ajang bersosialisasi, ya wajar dong perempuan nerd ini sedikit ikut arus globalisasi? Iya Jo, aku memang gak begitu suka sama café hingar bingar macam itu. Aku kan kuno, tua, antik, klasik, jadi lebih tepat nongkrong di Vintage café! Puas kamu?

Ah iya, aku belum cerita ya soal puisi Shakespears yang judulnya A Fairy Song itu ya?

Over hill, over dale

Thorough bush, thorough brier

Over park, over pale

Lalala, lilili, lululu aku cuman hafal segitu. Aku gak paham Jo, sumpah deh! Padahal aku berkali-kali baca, bahkan sampe ngebrowsing! Daripada ngomongin puisi-puisi jadul itu, aku lebih tertarik sama Shirley Ardell Mason.

Jo, kalau misalnya aku punya 16 kepribadian. Siapa yang bakal kamu pilih untuk menjadi sahabat terbaikmu?



****



Minggu, 2 Juli 2006
Diatas kumpulan CD Nirvana,


What’s your scariest nightmare?

Waktu aku baca Creppypasta sambil makan salad buatan Bunda sambil sesekali ngelirik jengah sama film SAW yang lagi tayang dilaptop. Ewh!

Aku mau ngambil geophysics, tapi peminatan itu terlalu sumpek! Wajar aja sih ya, soalnya lulusan sana bakal masuk ke pertambangan atau perminyakan macam chevron, shell, pertamina, antam yang gajinya yahuud! Pingin deh Jo masuk exxon mobil yang sembilan sampai belasan juta tu, iya iya aku ketawa matre!

Denger ya, aku itu pontang-panting loh biar tetep kuat di fisika murni, gimana ceritanya kalo aku masuk teknik fisika? Tubuhku ini bisa-bisa jadi kaya brook deh. Niat awal ku sih memang mau masuk fisika medis, tapi gak tahu deh kenapa mendadak pingin ganti. Ya memang kan sesuatu yang konstan dalam dunia ini adalah perubahan?

Aku gak ngurus soal nuklir, partikel, gelombang melulu kok Jo. Fisika kan bukan melulu soal itu, dan please deh ya berhentilah bilang aku cewek pintar!
Kemarin Mas Gema memburu High boson, entah deh dapat atau enggak, tapi semoga aja kegilaannya itu bisa mereda.

Eh iya kemarin aku ikut seminar “Ayat-ayat Semesta” di FMIPA-UI itu loh, yang pembawanya Pak Terry Mart, dari yang aku ingat cuman soal ketiga ilmuwan yang menelurkan teori model standard, bahwa dari ketiganya malah semakin menguatkan apa yang mereka jadikan pegangan selama ini. Yang Islam, Abdus Salam semakin Islam yang Yahudi, salah satu dari dua-Gashlow or Weinberg semakin Yahudi.

Jadi Jo, “sufisika” itu bisa dibilang hidayah (hadiah) bukan?




****



Kamis, 28 Desember 2007
Menggantung di dinding bercat Biru Tosca,

Als lk eens Nederlander Was, ditulis Pak Suwardi Suryaningrat sebagai bentuk protes terhadap rencana peringatan 100 tahu kemerdekaan Belanda dari Prancis, karena dananya diambil dari rakyat Indonesia. Ya, artikel yang sempat menjadi ujung topik kita dulu ku tempel di antara deret rumus-rumus fisika kuantum, dan potongan mozaik tulisan-tulisan konyol milikku. Jo, kemarin An pergi ke sabana! Dia bercerita betapa indahnya pepohonan perdu itu mengelilingi padang rumput di Nusa Tenggara sana, dan rasanya baru saja kemarin kita mengucap janji akan pergi bersama kesana bila kau pulang nanti ya? Hutan tropis di Sumatra masih menunggu asal kau boleh tahu, dan aku memimpikan saat-saat kakiku menjejaknya.

What’s the dumbest thing you’ve ever done?

Saat-saat dimana aku memilih untuk menjadi perempuan lemah dan kembali mengobrak-abrik benda kenangan kita dulu semasa putih abu-abu.
Akhir-akhir ini aku berubah menjadi perempuan cengeng, buku Blind Eye milik James B.Stewart sama sekali gak membuat mimpi hororku datang. Kemarin, Ayah membeli mesin kopi baru Jo, dia membuat kopi Melya setiap pagi. Katanya, madu bagus untuk kulit, padahal, yang namanya kopi kan tetap saja ber-cafein! Dasar, pak tua berjanggut.

Dulu, waktu saat aku tanya apa kamu pecandu kopi, kamu bilang matamu itu gak akan melotot kalo gak minum kopi hitam sejenis kapal api atau nescafe. Ya, sesekali kamu memang ngajak aku buat nyoba minum Starbucks, itu juga kalo lagi ada promo buy one get 1 kan? Aku masih setia minum Caramel Frappucino kok, meski Green Tea Latte ukuran tall sesekali aku coba. Jo, Kak Kahfi baru buat kafe di Bandung, dari yang aku lihat di instagramnya, dia ngambil vintage western. Ada kursi berkaki tinggi khas kedai Italia, mengekspos kayu dan bagian bawah tangganya dimanfaatin sebagai tempat penyimpanan stok peralatan kebersihan dan loker karyawan. Disana lampu-lampunya dibuat bergelantungan, sofa beludru, bar mini tempat barista meracik kopi dan minuman membuat aku betah berlama-lama melihatnya. Kamu benar Jo, aku menghabiskan waktu satu jam untuk meng scroll akunnya itu, dan tolong cepatlah pulang! Aku benar-benar penasaran dengan café Canopus143 itu!

 Sekarang lihat kan Jo? Betapa perempuan ini semakin terlihat cengeng karena lelaki impiannya makin menjelma menjadi malaikat yang tak kentara?


****


Jumat, 10 Agustus 2009
Tepat diatas kotak Jam Tangan Aigner,

Virus→Molekul→Atom→Inti→Proton→Quark→?

Pada tahu 1997 para fisikawan masih berusaha memahami bagaimana quark-quark itu berinteraksi membentuk materi. Begitu juga dengan ku Jo, aku masih berusaha memahamimu bagaimana kenangan-kenangan kita mampu membentuk kegalauanku yang berkepanjangan ini.
Waktu aku berusaha keras untuk bisa ikut IPhO dulu, aku setengah mati belajar buku-buku tebal itu kau tahu? Bunda bahkan harus membelikanku Jas Lab lagi karena warnanya sudah gak karuan. Aku sempat ingin masuk ke teknik fisika, termodinamika dan teori kinetik gas nyaris membuatku menggila. Maafkan aku yang cantik ini ya, aku sudah berusaha semampuku untuk gak lagi ngomongin Fisika denganmu, tapi nyatanya susah.

Aku kepingin ngelanjutin S2 ku di Virginia, iya Jo di College of William and Mary in Virginia, wohoo Amerika Serikat!

Seandainya aku ngambil Fisika Nuklir, lalu dianugerahi CEBAF atau SURA award sebagai satu pelajar terbaik meh pasti kau akan kuberi jari jempol kebawah nanti. Tapi coba tebak Jo, peminatan apa yang saat ini ku ambil?

Dahulu orang-orang gak mengerti apa hubungan antara medan listrik dan medan magnet. Tetapi dengan ditemukannya teori electromagnet oleh Maxwell dkk, orang mengerti bahwa kedua medan itu pada hakekatnya satu. Iya iya Jo, aku gak mau lagi ngegombal soal kamu dan aku yang pada nyatanya ditakdirkan jadi satu kok! Sena, laki-laki itu sering ngegombalin aku. Setelah lama ku kenal dia beberapa kali dia mampu menjelma sosok yang menyenangkan sepertimu Jo. Kau tahu, pada akhirnta theory of everything diharapkan memahami misteri dialam semesta ini. Aku masih tinggal di Indonesia, yang kaya akan agama dan memegang teguhnya, tapi sesekali aku tahu bahwa teman-teman kampusku ada yang atheis dan rasanya mampu membuatku melotot tajam.

I’m moeslem, Jo. Dan akan seterusnya seperti itu.



****



Sabtu, 24 Februari 2011
Diantara lipatan baju dan jaket rajut,

Minggu lalu aku menyetel ulang film Harry Potter and the Deathly Hallows part pertama. Kamu tahu kan Jo, selain cahaya lumos, patronus, atau betapa kerennya desai Hogwarts aku hanya ingat Ron dan Harmonie. Untuk soal mantra obliviate yang seandainya-saja benar benar ada, mungkin aku harus memantrai diriku sendiri untuk soal-soal gak penting yang kebetulan aja selalu ku bawa kemanapun aku pergi.

Homine Lavina.

 Waktu aku keruang kelas kita kemarin saat liburan membawaku pulang, entah kenapa mantra itu yang justru aku ingat. Ya Jo, aku berharap kau bersembunyi diantara balik bangku seperti dulu. Rasanya aku malah membuat proses adiabatik untuk diriku sendiri ya? Meeh, mana bisa memang aku disamakan dengan gas. Tuh kan Jo, aku semakin konyol.

Ya Jo, aku tahu. Kau kan cuman tahu amplitude, perioda, keseimbangan benda tegar atau gaya newton mana paham kalo disuratku ini aku menjabarkan macam teori mekanika kuantum, teori relavistik Einstein meski pada nyatanya kita pernah sama-sama belajar waktu kelas tiga.

Aku tahu bahwa Fisika Klasik itu terlalu ketinggalan, dan Fisika Modern sudah jelas mengembangkan dan melengkapi fenomena-fenomena yang gak diterangkan di Fisika Klasik. Percis kaya aku dan kamu kan? aku itu kuno dan gak banget, tapi tetap saja aku terlahir lebih dulu untuk kamu lalu kamu diciptakan untuk melengkapi aku. Jangan ketawa Jo, ini gak lucu sama sekali. Aku benar-benar merindukan kamu, dan saking rindunya ada banyak bagian yang konslet didiriku.

Physics is beauty, Jo.

Lebih dari itu, fisika membuat ku sering lupa dengan kenangan-kenangan konyol kita. Oh iya, kemarin aku berbincang sama Bang Andi dari TOFI. Dia semakin kelihatan keren, dan aku berharap aku bisa menjadi bagian seperti dirinya.


****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar