Di dunia ini ada begitu banyak orang yang menjalin
pertemanan didalam sebuah kelompok. Ketika diberi sebuah pertanyaan, ada berapa
banyak teman yang kamu miliki, ia tentu saja akan menyebutkan satu persatu nama
yang dikenalinya, hingga ia akan tertawa dan mengatakan “Ah benar-benar
banyak, sampai terkadang saya melewatkan nama teman yang lainnya”. Namun senyumnya
berhenti ketika seseorang menanyakan, “Ada berapa banyak teman yang akan
kamu temui ketika benar-benar sedang dalam kesulitan?”
Di dunia ini, ada beberapa orang yang menetap dan tinggal di
dalam satu kelompok, entah dia di anggap, atau di bicarakan dibelakang. Dia akan
tetap tinggal didalamnya. Beberapa diantaranya menjadi anggota yang begitu
menyenangkan, yang paling ceria dan memberi guyonan lebih dari yang lainnya. Mereka
terlihat begitu bodoh di dalam sebuah kelompok, tidak berakal dan terlihat
paling memalukan. Dan orang inilah yang sedang dibicarakan.
Pertanyaan diatas membuatnya menutup mulutnya dan tersenyum
pias. “Saya lupa.” Bukan benar-benar lupa, atau karena ada begitu banyak
nama hingga ia lupa mana yang harus disebutnya diawal. Melainkan ia benar-benar
lupa, siapa orang yang akan ia datangi ketika sedang berada dalam kesulitan. Karena
baginya, ia tak akan menemui siapapun saat berada dalam kesulitan. Ia akan
menghilang, menutup dirinya serapat-rapatnya hingga tak ada satu orangpun yang
tahu ketika ia sedang berada didalam kesulitan.
Karena orang mengenalnya bukan sebagai si pemikir, atau
orang yang bisa mengeluarkan air mata. Ia dikenal sebagai teman yang bahagia, si
lucu, yang bila banyak orang berduka ia adalah satu-satunya manusia yang masih
dapat tertawa paling kencang. Orang-orang tak akan mengenalinya ketika ia
mengeluh, atau ketika ia menangis. Orang-orang yang disebut teman itu tak akan
dapat mengetahuinya bahwa orang yang sedang menangis tersedu-sedu itu adalah
orang yang berada didalam kelompoknya.
Begitu juga dengan manusia yang menjalin cinta. Mereka akan
mengubah dirinya untuk terlihat sempurna. Ketika seseorang menetapkan untuk
menjalin sebuah hubungan, hal itu akan menimbulkan batasan-batasan yang terjadi
antara ia dan kekasihnya. Tentu saja, sebagian dari manusia disana tidak akan
mencari orang yang di cintainya ketika dalam kondisi kesulitan. Ia tidak akan
mengatakan betapa tak ada sepeserpun uang didalam kantongnya, atau ketika ia
mengatakan bahwa baju yang dikenakannya adalah bekas seseorang.
Sebagian dari mereka, akan menutupinya dengan begitu baik. Karena
mereka ingin dicintai. Karena mereka ingin orang yang mencintainya mengatakan
bahwa “Dia kekasih yang sempurna.” Atau “Bersama dia saya selalu
bahagia”. Mereka tidak akan membuat orang yang dicintainya berpikir bahwa
betapa malang dirinya, atau rasa kasihan melingkupinya.
Karena manusia memang seperti itu. Jadi jangan mengatakan bahwa dia
benar-benar munafik. Atau dia benar-benar bodoh.
Mereka hanya ingin dikasihi. Karena bagi mereka tak apa
menangis asal bersama, karena kamu tahu sayang? Kesepian itu begitu menyakitkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar